Jumat, 13 Januari 2012

Lelaki Penuh Pesona



Mencintai Allah bukan sesuatu yg 'eksklusif', yg hanya bisa dilakukan oleh sufi ...
Jika ada kemauan, siapapun bisa mencintai Allah ..
Mengapa kita enggan mencintai Allah ..
sedangkan Allah saja sangat mencintai kita ..?!? ..

Firman-Nya: "Kasih sayang-Ku meliputi segala sesuatu .." (QS 7:15)

Berbagai cara Allah dalam menunjukkan kasih sayang-Nya, ...
di antaranya dengan memberikan teguran2 halus ataupun dengan mengaruniai kenikmatan yg melimpah ....

Tasawuf dan fiqih bak sebutir telur ..,
tasawuf adalah isi dan fiqih adalah kulitnya ...,
tanpa kulit telur, isi akan membusuk dan dikerubungi lalat2 zindik ..,
begitu juga kulit tanpa isi akan sangat mudah hancur..

harus kedua-duanya ..
lalu dierami dengan sarang yg berdasarkan Al Quran dan al hadist ..
dengan kehangatan keberkahan Cahaya ilmu ...
maka kita akan menetas menjadi insan kamil, insan paripurna, mukmin sejati ...

insya Allah ...


Inginku mengajak Anda memperkenalkan seorang laki-laki yang didamba surga. Dialah laki-laki yang ditinggalkan orang tuanya semenjak balita. Dialah lelaki padang pasir yang memiliki keistimewaan dan kesempurnaan yang sulit kutorehkan dengan kata-kata. Namun begitu, kuusahakan untaian kata-kataku ini mewakili ucapan-ucapan mereka yang pernah melihatnya, bersamanya dalam suka dan duka, mendengar tutur katanya sekaligus menyaksikan sosoknya yang begitu berbekas dalam jiwa.

Duh, tak sabar lagi pena ini menari untuk kawan dan memang untuk kawanlah kupersembahkan tentangnya..

Binar Indah Matanya

Lebar dan hitam kedua matanya nan berkelopak panjang. Bulu matanya amat letik menawan. Alisnya melengkung rapi bak bulan sabit dan bersambung.

Tampan Wajahnya nan Rupawan

Sekiranya lelaki ini hidup saat ini maka para wanita akan tergila-gila dengan elok rupanya. Mereka akan terpesona. Bagaimana tidak, kawan? Wajahnya begitu tampan, cerah nian seolah-olah di mukanya lah lintasan peredaran mentari. Manis pula dipandang. Ketika ia bergembira maka bercahayalah rona wajahnya nan mempesona. Rekan-rekannya mengibaratkan wajah lelaki itu dengan potongan rembulan saat purnama menjelang yang mengikis gelapnya malam.

Subhanallah, sungguh elok rupanya bak terbitnya mentari di ufuk timur. Ketika lelaki itu marah, mukanya akan memerah seakan-akan ada biji buah delima.

Duhai kawanku, kerabatku, saudaraku, saudariku …

aku tidaklah mengada-ada bertutur karena begitulah rekan-rekannya berucap.

Salah satu rekannya berkata,”Jika aku melihatnya seakan-akan aku melihat matahari yang sedang terbit.”

Kawannya yang lain bertutur,”Apabila dia bergembira, wajahnya bercahaya sehingga terlihat seperti potongan rembulan.”

Wanita muda yang menjadi salah satu belahan jiwanya pernah berkata, ”Jika aku melihat keringat yang ada (menetes) di wajahnya, ia (begitu) bersinar bagai kilat yang melintas.”

Pernah suatu ketika ada orang yang melihatnya di suatu malam yang cerah kemudian orang tersebut berkata sambil tertegun, ”Aku memandangnya, kemudian kupandang rembulan, dia memakai baju merah, ternyata dia lebih indah dari rembulan.”

Subhanallah kawan ... tidakkah engkau jatuh hati?

Keringatnya pun Harum Semerbak

Memang demikian adanya. Keringatnya yang membasahi tubuhnya begitu wangi mengalahkan harumnya wewangian. Orang-orang akan mengetahui bahwa dia melewati suatu jalan karena harum tubuhnya yang tersiar.

Seorang temannya berkata, ”(Butiran-butiran) keringatnya merupakan minyak wangi yang paling harum"

Rekan wanitanya berucap pula, ”Keringatnya lebih harum dari minyak wangi"

Rekan yang lain bertutur, ”Aku pernah menggapai tangannya kemudian kuletakkan diwajahku, ternyata tangannya lebih sejuk dari embun dan aromanya lebih wangi dari misik.”

Mereka Begitu Cinta dengan Sosoknya

Kawanku yang kucinta.

Orang-orang yang bergaul dengannya begitu mencintainya sampai pada batas hayam (tergila-gila). Mereka mencintainya karena kesempurnaannya yang menjadi idaman dan sosoknya yang menenteramkan jiwa bagi yang memandang. Mereka mati-matian untuk mengerumuninya dan mengagungkannya.

Lihatlah kawan, mereka mampu menceritakan secara detail tentang lelaki itu. Tentang putih kulitnya, renggang gigi depannya, wajahnya yang seputih pedang yang tajam, tulang persendiannya yang besar, indah nan serasi betisnya, lembut nan halus bulu dadanya dan hal-hal lainnya yang menggambarkan secara utuh sosok lelaki itu. Itulah salah satu tanda cinta mereka yaitu mengetahui segalanya tentang figur yang dicinta.

Nyawapun Mereka Pertaruhkan untuk Lelaki Itu

Tidakkah engkau tahu bahwa nyawa pun mereka taruhkan demi lelaki itu? Marilah sejenak bersamaku melihat buktinya.

Ada dua anak kecil yang sangat mencintai lelaki itu. Ketika keduanya mendengar kabar kepastian bahwa lelaki itu dicela maka keduanya bertekad membunuh si pencela. Iya kawan, membunuh si pencela.
Anak kecil pertama berkata dengan penuh ketegasan dan jiwa kesatria, ”. . . Demi Allah jika aku bertemu dengannya (si pencela), niscaya aku dan dia (si pencela) tidak akan berpisah sampai salah satu di antara kami terbunuh.”

Anak kedua pun berkata demikian. Kemudian ketika keduanya bertemu dengan si pencela lelaki itu, segera pedang-pedang terhunus dan larut dalam pertarungan, mereka pun berhasil membunuh si pencela.

Subhanallah, alangkah besarnya kekuatan cinta yang tertancap dalam sanubari kedua anak itu. Cinta mampu menghunus tajamnya pedang hingga mengalirkan darah di kancah peperangan.

Tahukah Kawan Siapakah Lelaki Itu?

Dialah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang begitu sempurna perawakannya, yang begitu cinta kepada kita sebagai umatnya, yang tak ingin umatnya terjerumus dalam kubangan neraka, yang telah mengajarkan kita agama Tuhannya, yang dinantikan surga, yang menjadi teladan seluruh umat hingga akhir zaman, yang, yang, yang, yang, ….

Duhai kawan di manakah cinta kita teruntuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dibanding pesona cinta beliau kepada kita?

Di manakah cinta kita teruntuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dibanding gelora cinta para sahabat teruntuk beliau?

Cobalah kita tengok gelora cinta dua anak kecil dari kaum anshar yang kututurkan di atas. Keduanya bertaruh nyawa untuk membunuh Abu Jahl yang telah mencaci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kekuatan cintanya mampu mengeluarkan pedang dari sarungnya hingga berhenti setelah darah tertumpah.
Bagaimana dengan kita????
Jangan biarkan cinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertepuk sebelah tangan, kawan.
Cintanya itu dibuktikan dengan selalu mengikuti petunjuknya. Buktikanlah ...

********

Catatan penulis:

Para sahabat yang kukutip ucapannya di atas yang menceritakan gambaran fisik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Ali bin Abi Thalib, Jabir bin Samurah, ar-Rabi binti Mu’adz, Ummul Mukminin ‘Aisyah, Ka’ab bin Malik, sahabat Anas, dll.

Sumber : 
Penulis: Fachrian Almer Akira
(Yani Fachriansyah Muhammad A-samawiy)
Muroja’ah: M. A. Tuasikal
Artikel www.remajaislam.com

Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar